‘Kulit hitam, rambut keriting, aku Papua.....’
Cuplikan lagu tersebut
merupakan salah satu lirik lagu aku papua yang dinyanyikan di dalam film di
timur matahari yang digarap oleh Alenia Pictures. Film yang dibuat di daerah
yang bernama Tiom, 4 jam dari Wamena, bercerita mengenai isu nasionalisme di
daerah Papua. Di timur matahari tidak hanya berbicara mengenai nasionalisme
arkais, namun juga menggali lebih dalam mengenai isu humanisme.
Film di timur matahari
dirilis pada tanggal 12 juni 2012 dan disutradarai oleh Ari Sihasale.Mazrur
adalah seorang anak yang menantikan kedatangan guru setiap hari. Mazrur
memiliki sahabat yaitu Thomas, Yokim, Agnes dan Suryani. Karena guru tidak
pernah datang, kelima anak ni mencari pengetahuan lewat alam dengan bantuan
Bapak Pendeta Samuel, ibu dokter Fatimah, om ucok dan om jolex. Sebuah kejadian
yaitu terbunuhnya ayah Mazrur (Blasius) oleh ayah Agnes menjadi titik awal
terjadinya perang antar kampung. Michael yang merupakan adik Blasius dan
berdomisili di jakarta segera kembali ke Papua bersama Vina, istrinya untuk
menyelesaikan masalah ini. Namun ternyata realitanya tidak semudah itu karena
adik Michael, yaitu Alex, menentang semua pemikiran modern Michael dan
beranggapan bahwa perang adalah satu-satunya jalan keluar. Orang dewasa bisa
bertikai namun tidak bagi Mazrur dan sahabat-sahabatnya. Walaupun kampung
mereka bermusuhan, mereka tetap bersahabat dan berusaha mendamaikan kedua
kampung ini.
Salah satu adegan yang
paling menggugah adalah saat perang antar suku terjadi, terdapat dokter yang
memiliki idealisme bahwa dia tidak akan mau mengobati korban perang. Di saat
yang bersamaan, korban perang tersebut adalah ayah dari anak-anak yang meminta
nyawa orangtua mereka untuk diselamatkan. Adegan ini menjadi suatu hal yang
sangat dilematis karena kita dihadapkan dengan pilihan mengenai mempertahankan
idealisme dengan isu humanisme.
Isu pendidikan di Papua
muncul di awal sebagai premis cerita. Cerita berkembang dengan eksplorasi
kondisi ekonomi, konflik sosial, dan individu. Selama ini, kita hanya mengenal
Papua dari pemberitaan-pemberitaan di media massa namun tidak sepenuhnya
memahami mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi di tanah Papua. Melalui di
timur matahari kita diajak mengenal Papua lebih dekat dan konflik-konflik yang
terjadi di sana. Hal yang paling kontras dari film ini adalah mengenai
kesenjangan pembangunan antara pulau Jawa dengan Papua. Dimana pembangunan di
Papua belum merata dan harga barang-barng yang melambung tinggi di Papua.
Selain, itu masyarakat Papua sangat memegang teguh hukum adat dan diperlihatkan
dalam salah satu adegan saat suami meninggal maka sang istri harus memotong
jarinya.
Setelah dilakukan
screening flm, acara dilanjutkan dengan bedah film bersama dua aktor yang
berperan dalam film di timur matahari yaitu Lukman Sardi dan Michael. Lukman
Sardi dan michael bercerita seputar peran yang mereka lakoni dan realitas yang
sesunggahnya terjadi di sekitar lokasi shooting. Lukman Sardi menuturkan bahwa
sesungguhnya masyarakat Papua menerima dengan tangan terbuka pendatang yang menginjakkan
kaki ke tanah Papua. Michael menegaskan bahwa saat mereka pertama kali datang
ke daerah Tiom, masyarakat saat antusias menyambut mereka dan berkata ‘Terimakasih
telah mau menginjakkan kaki di tanah yang becek ini’. Michael juga menuturkan
bahwa dia selalu menanamkan dalam beaknya bahwa dia adalah anak timur ujung
bumi yang merupakan suatu panggilan agar dia selalu ingat dengan Papua. Menurut
Michael, terdapat sebuah paradigma bahwa adalah suatu hal yang aneh apabila ada
salah seorang anak Papua yang berkata bahwa dia mencintai Indonesia. Karena
selama ini, masyarakat Papua merasa dianaktirikan oleh pemerintah Indonesia.
Hal yang dapat dipetik
dari film ini adalah, setelah kita selesai menuntut ilmu di negara lain,
kembalilah ke daerah-daerah di Indonesia dan kembangkan potensi daerah untuk
membangun Indonesia. Saat ini, Indonesia sedang membutuhkan sosok pemimpin yang
dapat mengayomi seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan bahwa kita dapat
menyerap ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya dan kembali untuk menjadi
pemimpin yang dapat mewujudkan pemerataan pembangunan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar