Waktu : Kamis-Jumat, 7-8 November 2013
Lokasi : Gunung Salak
Kami berangkat dari resort Desa Gumati menuju Gunung Salak dengan menggunakan truk TNI, perjalanan ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam. Sesampainya di Bumi Perkemahan Gunung Salak kami dipersilahkan untuk memasuki tenda sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Banyak dari rekan-rekan yang merasa terkejut dengan kondisi tenda dan fasilitas yang disediakan oleh panitia. Bagi sebagian peserta PK 7, ini adalah pertama kalinya merasakan pengalaman menginap di tenda. Tentu saja hal ini akan menimbulkan kesan tersendiri, terutama setelah para peserta menginap di resort Gumati yang sangat nyaman. Pengalaman ini mengajarkan bahwa kita harus selalu siap beradaptasi dengan lingkungan baru yang mungkin saja tidak senyaman lingkungan biasa yang kita tempati.
Kegiatan malam
pertama di Gunung Salak diisi dengan sharing
pengalaman dan harapan-harapan dari beberapa peserta PK 7. Salah satu peserta
yang berbagi pengalaman adalah Kang Firman yang menceritakan pengalaman beliau selama
bekerja di salah satu perusahaan teknologi di Jepang. Hikmah yang dapat diambil
dari pengalaman beliau adalah kita harus selalu bisa mengambil kesempatan yang
ada dan jangan sungkan untuk belajar dari level paling bawah sekalipun. Peserta
lain yang berbagi pengalamannya adalah Pak Arief Badrudin, beliau bercerita
mengenai prinsip hidupnya yang telah memetakan jenjang karir yang akan dijalani
dalam periode waktu tertentu. Menurut saya, apa yang pak Arif lakukan dengan
memiliki road map karir adalah sangat
baik, karena dengan memiliki target maka effort
yang kita berikan akan sangat maksimal agar dapat mencapai target-target
tersebut. Acara malam itu kami tutup dengan menyanyikan lagu kemesraan, kami
berharap kebersamaan dan silaturahmi antara peserta PK 7 ini akan selalu
terjalin dengan baik.
Hari kedua di
Gunung Salak diisi dengan aktivitas hiking,
pukul 6.30 pagi kami sudah siap untuk melakukan hiking. Pada awalnya tujuan hiking kami adalah Kawah Ratu, namun
dikarenakan faktor cuaca yang tidak mendukung, maka hiking hanya dilaksanakan
sampai Cigamea. Selama melaksanakan hiking
banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kami petik. Kebersamaan, kekompakan,
solidaritas, loyalitas dan rasa pantang menyerah adalah lima point penting yang
kami dapatkan selama di perjalanan. Cuaca yang tidak bersahabat mengakibatkan
jalan menjadi licin dan cukup berbahaya, beberapa kali kami harus berpegangan
pada tali dan berjalan sangat hati-hati. Kondisi seperti ini menharuskan kami
sebagai satu kesatuan dusun harus saling membantu dan bertoleransi dengan
teman-teman yang kecepatan berjalannya tidak sama. Secara tidak langsung
keadaan ini membuat kita belajar untuk bisa menerima apapun kondisi rekan satu
tim dan harus menghargainya. Diujung perjalanan kami diharuskan untuk mengambil
syal orange yang telah disediakan panitia, setelah itu kami melakukan prosesi
pemotretan di depan curug diiringi dengan hujan yang sangat deras.
Malam terakhir
di Gunung Salak diisi dengan pertunjukkan budaya dari setiap dusun. Dusun kami
menampilkan tarian dari Bali yang berjudul tari Janger. Janger merupakan tarian
yang berawal dari tarian sanghyang. Dalam penampilannya, tari janger
ditampilkan oleh pria dan wanita. Kumpulan paduan suara pria disebut dengan
kecak dan wanita disebut dengan janger. Janger adalah tarian yang bercerita
mengenai 10 pemuda dan pemudi yang sedang dimabuk cinta.
Upacara
pelepasan dilakukan keesokan harinya dan dipimpin langsung oleh direktur LPDP
bapak Eko Prasetyo. Beliau memberikan pesan yang mendalam bahwa Indonesia
memiliki alam yang sangat beragam dan kita sebagai generasi penerus bangsa
harus mampu mempertahankan kelestarian dan keunikan alam Indonesia tersebut. Selain
itu, pemimpin harus memiliki fisik yang kuat agar dapat menjalani amanah yang
diembannya dengan baik.
Berikut adalah
dokumentasi kegiatan kami selama di Gunung Salak :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar