Senin, 11 November 2013

[Dewata] Jelajah Alam Gunung Salak

Waktu     : Kamis-Jumat, 7-8 November 2013
Lokasi     : Gunung Salak

Kami berangkat dari resort Desa Gumati menuju Gunung Salak dengan menggunakan truk TNI, perjalanan ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam. Sesampainya di Bumi Perkemahan Gunung Salak kami dipersilahkan untuk memasuki tenda sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Banyak dari rekan-rekan yang merasa terkejut dengan kondisi tenda dan fasilitas yang disediakan oleh panitia. Bagi sebagian peserta PK 7, ini adalah pertama kalinya merasakan pengalaman menginap di tenda. Tentu saja hal ini akan menimbulkan kesan tersendiri, terutama setelah para peserta menginap di resort Gumati yang sangat nyaman. Pengalaman ini mengajarkan bahwa kita harus selalu siap beradaptasi dengan lingkungan baru yang mungkin saja tidak senyaman lingkungan biasa yang kita tempati.
Kegiatan malam pertama di Gunung Salak diisi dengan sharing pengalaman dan harapan-harapan dari beberapa peserta PK 7. Salah satu peserta yang berbagi pengalaman adalah Kang Firman yang menceritakan pengalaman beliau selama bekerja di salah satu perusahaan teknologi di Jepang. Hikmah yang dapat diambil dari pengalaman beliau adalah kita harus selalu bisa mengambil kesempatan yang ada dan jangan sungkan untuk belajar dari level paling bawah sekalipun. Peserta lain yang berbagi pengalamannya adalah Pak Arief Badrudin, beliau bercerita mengenai prinsip hidupnya yang telah memetakan jenjang karir yang akan dijalani dalam periode waktu tertentu. Menurut saya, apa yang pak Arif lakukan dengan memiliki road map karir adalah sangat baik, karena dengan memiliki target maka effort yang kita berikan akan sangat maksimal agar dapat mencapai target-target tersebut. Acara malam itu kami tutup dengan menyanyikan lagu kemesraan, kami berharap kebersamaan dan silaturahmi antara peserta PK 7 ini akan selalu terjalin dengan baik.
Hari kedua di Gunung Salak diisi dengan aktivitas hiking, pukul 6.30 pagi kami sudah siap untuk melakukan hiking. Pada awalnya tujuan hiking kami adalah Kawah Ratu, namun dikarenakan faktor cuaca yang tidak mendukung, maka hiking hanya dilaksanakan sampai Cigamea. Selama melaksanakan hiking banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kami petik. Kebersamaan, kekompakan, solidaritas, loyalitas dan rasa pantang menyerah adalah lima point penting yang kami dapatkan selama di perjalanan. Cuaca yang tidak bersahabat mengakibatkan jalan menjadi licin dan cukup berbahaya, beberapa kali kami harus berpegangan pada tali dan berjalan sangat hati-hati. Kondisi seperti ini menharuskan kami sebagai satu kesatuan dusun harus saling membantu dan bertoleransi dengan teman-teman yang kecepatan berjalannya tidak sama. Secara tidak langsung keadaan ini membuat kita belajar untuk bisa menerima apapun kondisi rekan satu tim dan harus menghargainya. Diujung perjalanan kami diharuskan untuk mengambil syal orange yang telah disediakan panitia, setelah itu kami melakukan prosesi pemotretan di depan curug diiringi dengan hujan yang sangat deras.
Malam terakhir di Gunung Salak diisi dengan pertunjukkan budaya dari setiap dusun. Dusun kami menampilkan tarian dari Bali yang berjudul tari Janger. Janger merupakan tarian yang berawal dari tarian sanghyang. Dalam penampilannya, tari janger ditampilkan oleh pria dan wanita. Kumpulan paduan suara pria disebut dengan kecak dan wanita disebut dengan janger. Janger adalah tarian yang bercerita mengenai 10 pemuda dan pemudi yang sedang dimabuk cinta.
Upacara pelepasan dilakukan keesokan harinya dan dipimpin langsung oleh direktur LPDP bapak Eko Prasetyo. Beliau memberikan pesan yang mendalam bahwa Indonesia memiliki alam yang sangat beragam dan kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu mempertahankan kelestarian dan keunikan alam Indonesia tersebut. Selain itu, pemimpin harus memiliki fisik yang kuat agar dapat menjalani amanah yang diembannya dengan baik.
Berikut adalah dokumentasi kegiatan kami selama di Gunung Salak :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar