Maleo



PROFIL ANGGOTA DUSUN MALEO


 Erda Rindrasih
Penulis, peneliti, planner
Hidup berguna, bahagia, dan masuk surga
ALOHA
Aloha adalah bahasa Hawaii yang artinya “Aku sayang (peduli) padamu”. Jadi, saya ingin selalu peduli dengan sesama manusia.



Aisar Labibi Romas
Pioneer, Pendobrak
Mewujudkan industry kendaraan robotic dalam negeri yang berkelas dunia
HABIBIE
Mirip dengan nama tengah dan mengidolakan B.J. Habibie sebagai role model





Andinna Eva Habiba
Writer
Memberi manfaat ke banyak orang
DINEVHA
Sebuah company yang mengembangkan UKM





Ade Chandra
Planner
Berkelana  ke sebanyak mungkin tempat
ACHAN
Singkatan dari Ade Chandra






Firman Bagja Juangsa
Senyum, semangat, engineer
Menjadi muslim yang bertanggung jawab dan membahagiakan orang lain
GAKUMANZUKA 学マン塚
GAKU→Bahasa Jepang dari “belajar”, MAN→Orang atau singkatan dari “Firman”, ZUKA→Diambil dari “Onizuka”, seorang tokoh guru dalam komik Jepang yang berbuat apapun demi kebaikan muridnya





Nenny Rianarizkiwati
Drafter, Writer, Planner and Analyst in legal affairs
Live happily ever after
PRINCESS
Identik dengan wanita muda, cantik, energik, berbudi pekerti baik/luhur, suka menolong orang lain dan selalu berpikir positif.





Yuda Prasetya Nugraha
Fokus pada detail
Meraih Nobel Prize!
YUDAPEDIA
Berasal dari Wikipedia, portal ensiklopedia. Saya senang mengumpulkan informasi tentang science dibalik fenomena yang terjadi sehari-sehari. “Intuisi bukanlah tradisi, akal bukanlah segalanya.”






Abhirama Swastyayana Dian Perdana
Critical literacy and Gender equity
Bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara
SWASTHYA
Nama adalah identitas unik dan doa orang tua bagi anak. Swasthya adalah akar dari nama kedua yang berarti kesehatan raga, akal, dan jiwa yang seimbang.





Ferdian Yunazar
Menjadi seorang pemimpin masa depan
Membawa bangsa dan negara Indonesia menjadi bangsa yang maju dan mandiri
IPHEYRDIAN
Iphey = panggilan dari kecil/masa kanak-kanak sampai saat ini. Ipheyrdian = gabungan dari nama panggilan dan nama lengkap (Iphey + Ferdian)


Hari ke-6: Mengenal Pola Hidup dan Belajar di Luar Negeri dan Optimalisasi Masa Studi Luar dan Dalam Negeri


Pembicara 1: Reonaldus (Penerima Beasiswa LPDP Batch 6, pernah tinggal di Belanda)

Bapak Reonaldus adalah Penerima Beasiswa LPDP Batch 6 yang pernah tinggal dan sekolah di Belanda.  Beliau memberikan paparan dan penjelasan tentang Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).  Fungsi PPI yaitu sebagai tempat berbagai tips hidup murah (akomodasi, sepeda, barang-barang warisan), jalan-jalan murah (jaringan PPI untuk dapat menginap gratis ketika jalan-jalan lintas kota/negara di luar negeri).  Melalui PPI, para pelajar juga dapat menemukan tempat makanan dan masakan Indonesia sehingga dapat mengobati kerinduan pelajar kepada Indonesia.  Di Belanda, PPI juga memberikan informasi salon dan bengkel sepeda yang memberikan harga kompetitif dan terjangkau bagi mahasiswa.  PPI melalui berbagai misi kebudayaan berfungsi mengenalkan Indonesia ke masyarakat sekitar.  PPI seringkali dapat membuat riset dan menghasilkan cerita yang menginspirasi.  Seringkali PPI juga menjalankan fungsi pengawasan bagi kegiatan DPR yang mengadakan sosialisasi atau studi banding di negara-negara Eropa dengan visi, misi, dan agenda yang tidak jelas dan terkesan hanya jalan-jalan dan menghabiskan anggaran saja.  Dengan bergabung dalam PPI, para pelajar dapat sharing ide dan gagasan tentang perubahan, strategi dan aksi.

Sekilas dijelaskan tentang sejarah PPI yang dimulai pada tahun 1908, ketika ada perkumpulan Perhimpunan Hindia Belanda yang pada tahun 1922 berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia.  Dalam perjalanannya, PPI mengalami perkembangan yang pesat pada periode tahun 1980-2011 yang ditandai dengan berdirinya PPI di berbagai penjuru dunia, seperti misalnya di Jepang, Jerman, Australia, dan India.  Jumlah PPI di seluruh dunia ada di sekitar 23 negara.  Pada tahun 2007, pada suatu konferensi pelajar Indonesia di Sydney, Australia, didirikan PPI Dunia yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
 
Sharing pengalaman belajar di Jerman, disarankan pelajar lebih baik mempelajari bahasa Jerman untuk kelancaran komunikasi dengan penduduk lokal.  Untuk PPI Belanda dinilai sebagai PPI yang paling aktif.  Kekompakan PPI Belanda disebabkan karena wilayah negara yang kecil, sehingga mudah dijangkau.  Untuk kondisi di Amerika Serikat, PPI antara ada dan tiada, dan lebih eksis Persatuan Mahasiswa di Amerika Serikat (Permias).  Kebanyakan mahasiswa di UCLA dan University of Berkeley.  Kegiatan yang dilakukan difokuskan pada budaya.  Kegiatan yang dilakukan PPI: kegiatan olah raga, sosial budaya, pendidikan, kontrol sosial.

Apakah kita masih perlu PPI?  Case study: dimanapun kita berada, pasti ada orang Indonesia, sehingga tidak perlu dibuatkan organisasi khusus.  PPI masih diperlukan sebagai organisasi untuk mempromosikan Indonesia di dunia internasional.

Pembicara 2: Radyum Ikono, M.Eng (Penerima Beasiswa LPDP Batch 6, pernah tinggal di Jepang)

Ada beberapa pertimbangan mencari “jodoh” kampus mana yang akan dipilih, dengan mempertimbangkan kualitas kampus yang dapat dilihat dari rangking universitas, antara lain melalui peringkat yang dilakukan antara lain oleh THES dan Shanghai.  Pertimbangkan kualitas keilmuan/professor, melalui google scholar untuk mengetahui jumlah publikasi yang dikeluarkan oleh professor tersebut.  Minimal professor yang baik/reputable memiliki 2 (dua) publikasi internasional.  Menghubungi professor dapat dilakukan melalui pengiriman e-mail yang singkat, padat, dan to the point sehingga professor langsung memahami apa yang diminta oleh calon mahasiswa.  Pertimbangkan juga karakteristik negara tujuan, berikut kota yang akan dipilih dan bahasa apa yang dipakai sehari-hari pada negara tersebut.  Hal ini terkait dengan kenyamanan dan keamanan studi agar program belajar dapat diselesaikan tepat waktu.  Pertimbangan lain adalah jenis metode belajar, apakah mengambil research atau coursework.

Pada proses pra keberangkatan, yang perlu diperhatikan adalah visa, housing dan mengenali kota tempat tujuan.  Pertimbangan perubahan status, apakah menikah dulu atau tidak.  Juga pertimbangan untuk membawa keluarga atau tidak, karena semua pilihan itu memiliki konseuensi masing-masing.  Calon pelajar juga harus siap dengan survival kit berupa uang cash dan kompas.  Sebelum berangkat juga disarankan untuk melakukan kontak dan komunikasi dengan pelajar Indonesia yang sudah settle di kota tujuan, sehingga memiliki gambaran tentang kehidupan di kota tersebut.  Pertimbangan kuliah di dalam dan di luar negeri, yang meliputi internasionalisasi studi, peluang pasca studi, melakukan hal yang riil untuk Indonesia, lebih produktif di dalam negeri di banding yang di luar negeri

Pertimbangan Akademis ketika Studi.  What to consider: adjustment dengan budaya akademis dan professor.  Master by Research dan Doktor harus memiliki catatan rutin mingguan/bulanan.  Manfaatkan kesempatan.  Belajarlah dari kisah gagal orang lain.  Pertimbangan Non Akademis ketika Studi.  Biaya hidup, keagamaan, keluarga (eligibility dkk, kenyamanan keluarga, anak, suami-istri kuliah).  Networking dengan komunikasi lokal dan komunitas Indonesia. Mempromosikan budaya Indonesia.  Mencoba merintis bisnis.

Ketika akan pulang, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.  Perencanaan keuangan dan karir harus matang.  Administrasi kepulangan.  Packing barang, apakah akan di take over, dibuang, atau dikirim. 






 
Hari ke-6: Kiat Menulis Publikasi Ilmiah


Professor Nasikin seorang Professor yang mengajar di Fakultas Teknik Kimia UI, berkenan share dan memberikan penjelasan dan motivasi tentang kiat penulisan untuk publikasi ilmiah.  Beliau menjelaskan bahwa perlu ada perubahan pola pikir seseorang bahwa menempuh pendidikan formal tidak hanya untuk mendapatkan gelar dan dibutuhkan untuk naik pangkat, melainkan harus diniatkan untuk membuat riset baru yang bermanfaat bagi masyarakat.  Saat ini masyarakat seringkali tidak dapat menghindari “jebakan” pendidikan, sehingga sekolah dianggap sebagai ajang mencari gelar dan mengaburkan esensi sekolah di pendidikan tinggi (terutama di tingkat magister dan doktor).  Seharusnya, setiap mahasiswa yang melanjutkan pendidikan magister dan doktor harus melakukan riset yang memiliki makna and make the research different.

Rendahnya jumlah riset yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia, berpengaruh kepada rangking Human Development Index (HDI) Indonesia yang berada pada peringkat 121.  Sebagai perbandingan, di tempat pertama HDI ditempati oleh Norwegia, peringkat 5 ditempati oleh Jerman, peringkat 10 ditempati oleh Jepang.  Sebagai perbandingan dengan negara tetangga anggota ASEAN, pada peringkat 64 ditempati oleh Malaysia dan peringkat 127 ditempati oleh Vietnam.  Salah satu cara menaikkan rangking HDI yaitu dengan mengubah mindset dan paradigma “jebakan” pendidikan, sehingga mahasiswa Indonesia akan menjadi insan akademis yang mampu membuat riset berkualitas.   Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan bangsa yaitu inovasi (45%), pendidikan (25%), SDM (20%), dan SDA (10%). Pentingnya menulis publikasi yaitu sebagai upaya meningkatkan kapasitas.  Informasi riset yang dilakukan dijadikan referensi bagi orang lain dan menjaga kemungkinan adanya riset yang overlapping dengan riset lain.  Informasi riset ini di review oleh ahli se-bidang di seluruh dunia, sehingga ada pengakuan hasil dan mutu riset orang lain.  Dalam melakukan riset, mengingat keterbatasan pengetahuan keilmuan dari masing-masing orang, maka seorang peneliti tidak harus melakukan riset sendirian.  Peneliti dapat melakukan multi disciplinary research, yaitu mengajak teman-teman lintas keilmuan untuk berperan serta dalam riset.

Syarat hasil riset untuk dapat dipublikasikan yaitu adanya novelty, yaitu sesuatu yang baru yang belum pernah ada, riset yang membutuhkan inovasi, menyelesaikan masalah dan mempunyai kontribusi pada ilmu.  Mahasiswa dapat melakukan dan membuat riset yang unggul dan bermanfaat dengan cara membuat state of the art riset dan membuat roadmap yang jelas.  State of the art dan roadmap harus dapat menjawab pertanyaan tentang perlunya riset dilakukan (kontribusi pada perkembangan ilmu yang bermuara pada produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk peningkatan kualitas hidup.  Riset juga harus bisa dilakukan (secara ilmiah semua prosedur dapat dikerjakan).

Pembuatan state of the art penting dilakukan sehingga tahu posisi dari pekerjaan anda.  Referensi didapatkan dari jurnal.  Selanjutnya, mahasiswa membuat roadmap riset sampai muara riset berupa produk yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia.  Referensi didapatkan dari paten.  Cara menyusun roadmap yang baik yaitu menggunakan metode “mulai dari akhir”, dengan menentukan hasil akhir yang sesuai dengan problem yang diselesaikan.  Kemudian tentukan bidang unggulan untuk mencapai hasil akhir dan membuat tahapan riset dari penyelesaian problem yang paling dasar sehingga dapat dilakukan seleksi pada setiap tahap riset. 

Sebagai penutup, Professor Nasikin memberikan nasehat agar penelitian dapat dimulai dengan membuat ide-ide “gila” dan tidak biasa, tetapi realistis dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.  Professor Nasikin mencontohkan tentang hasil riset beliau berupa cairan penghemat bahan bakar minyak dengan merek paten BioPower.  Riset ini terinspirasi dari keinginan beliau untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak.

Hari ke 2 s.d. 3: 2 Hari Merasakan Menjadi TNI AD 
Ada yang pernah bercita-cita menjadi anggota Tentara Negara Indonesia (TNI)? Atau sekadar merasakan bagaimana kehidupan seorang TNI? Yup, kali ini LPDP memberi kesempatan kami, para peserta PK7, untuk mencicipi kehidupan sebagai TNI, terutama TNI Angkatan Darat, sekaligus ‘mencuri’ ilmu dari para perwira TNI AD.
9 November 2013 merupakan hari yang telah dijadwalkan untuk berangkat ke Mess Rindam Jaya TNI AD yang berlokasi di Condet, Jakarta Timur. Hari itu, kami tiba pukul 11.00, cukup terlambat dari yang telah dijadwalkan sebenarnya. Namun, semangat kami dan semangat para pelatih dari TNI AD tidaklah pudar.
Setelah acara penyambutan dari TNI AD, dikarenakan hari sudah siang, kami langsung dipersiapkan untuk sholat Dhuhur berjama’ah di Masjid komplek Mess Rindam Jaya. Sesaat setelah sholat, kami langsung bergerak menuju ruang makan untuk makan siang. Baru beberapa jam di Mess Rindam Jaya, kami sudah sangat merasakan didikan tentang disiplin atau ketepatan waktu dan manajemen waktu. Hal ini karena saat makan siang, kami dituntut menghabisakn menu yang tersaji, apapun menunya dengan range waktu yang sangat cukup singkat. Dilengkapi dengan berbagai aturan dan tatacara sebelum dan sesudah makan. Bahkan, menuju dan dari Masjid At Taqwa untuk sholat Dhuhur pun harus dilakukan dengan berbaris oleh seluruh peserta PK7.
Berkeliling Mess Rindam Jaya TNI AD adalah agenda setelah sholat Dhuhur dan makan siang. Kami ditunjukkan tempat – tempat penting seperti Masjid, Kesehatan, Gedung Utama, Lapangan Hitam, kantin, koperasi, TK Kartika Chandra, dan lain – lain. Selesai berkeliling ke komplek Mess Rindam Jaya TNI AD, kami dipersilahkan untuk membersihkan diri. Dengan waktu pembersihan diri yang super cepat, setelah itu, kami di didik disiplin dengan lebih intens via Peraturan Baris Berbaris atau biasa disebut dengan PBB.
Cukup berpeluh keringat dalam praktek PBB, berangkatlah kami menuju Masjid untuk menunaikan sholat Maghrib dan dilanjutkan dengan makan malam. Rehat sejenak setelah  makan malam, kami langsung bergerak kembali ke Masjid untuk melaksanakan sholat Isya’ berjamaah. Setelah Isya’, kami ada sharing season dengan salah satu pelatih kami, yakni Lettu Hengki. Lelah dengan agenda hari itu, setelah sharing kami pun beristirahat. Para peserta putra di barak Siswo Miharjo, sedangkan peserta putri menginap di barak Siswono Parman.
Pagi di tanggal 10 November 2013, kami dibangunkan jam 4 untuk melakukan sholat Shubuh, kemudian langsung dilanjutkan dengan senam pagi dan pembersihan, baik pembersihan diri maupun pembersihan barak dan toilet. Setelah semuanya bersih, kami kembali berbaris menuju ruang makan untuk sarapan bersama-sama. Lalu, kami beranjak ke materi utama hari ini, yaitu Halang Rintang. Menunggu waktu makan siang, kami mengulang kembali materi PBB yang dipandu oleh Pelatih Carkiman.
Memasuki saat siang, kami menuju ke materi utama yang kedua yaitu Wawasan Nusantara yang disampaikan oleh Sersan Mayor Wasid S. Kemudian setelah Ashar, kami bersenang-senang untuk games di lapangan bersama Sersan Mayor Asep. Games yang sangat seru dan cukup mendebarkan.
Memasuki malam, yang terhitung sebagai malam terakhir di Mess Rindam Jaya TNI AD, kami melanjutkan waktu bersenang-senang kami dengan Sersan Mayor Asep. Malam itu, Sersan Mayor mengajari kami Senam Komando diiringi lagu Dua Kursi. Lelah bersenam komando dengan Sersan Mayor Asep, kamipun beristirahat.
Di hari ketiga, 11 November 2013, yang merupakan hari terakhir kami di Mess Rindam Jaya TNI AD, kami memulai hari seperti kemarin. Diawali dengan sholat Shubuh pada jam 4, kemudian sarapan dan pembersihan diri & barak, kami kembali ke Desa Gumati tepat pada pukul 7.00. 


Chirpstory:
 

1234







Resume Bumi Perkemahan Taman Nasional Halimun Gunung Salak

Kamis dan Jumat 7-8 November 2013, kami melaksanakan persiapan dan pelaksanaan kegiatan LPDP PK7 ke Bumi Perkemahan Taman Nasional Halimun Gunung Salak disambung dengan perjalanan menuju ke Rindam Jaya untuk kegiatan 3 hari 2 malam di Rindam Jaya.  Meskipun nampaknya seluruh peserta telah mengetahui jadwal kegiatan tersebut dan mempersiapkan segala kelengkapan yang diperlukan, namun ternyata alampun berkehendak lain.

Sesampainya kami di lokasi, tidak lama kemudian hujan deras pun turun.  Beberapa kegiatan yang telah dipersiapkan panitia tidak dapat terlaksana – contohnya api unggun dan pertunjukan kebudayaan yang direncanakan akan diadakan kesokan harinya.    Sebagai peserta, kami pun bersyukur karena kami memiliki kesempatan lebih lama untuk beristirahat dalam tenda seadanya yang kebanyakan bocor, hingga akhirnya beberapa peserta dan panitia mengambil inisiatif untuk mengadakan acara sharing pengalaman dan cerita kesuksesan peserta.

Di hari kedua lokasi Gunung Salak, kami pun bersiap untuk melakukan trekking mendekati puncak gunung salah – tepatnya menuju ke Kawah Ratu.  Hal yang menarik adalah, waktu tempuh rute yang direncanakan ternyata tidak sesuai dengan perkiraan.  Sehingga kami pun terpaksa berbalik arah sebelum mencapai titik tujuan karena langit mulai mendung.  Dalam perjalanan pulang, kembali hujan pun turun dengan derasnya.  Hujan tidak berhenti sampai mendekati waktu pelaksanaan api unggun dan pelaksanaan pertunjukan kebudayaan.  Namun, saat lebih dari separuh kelompok selesai melaksanakan pertunjukannya masing-masing, hukanpun kembali turun.  Banyak dari penonton memilih untuk berteduh, sehingga kegiatan pun menjadi kurang efektif. 






Apa yang diutarakan di atas terkesan pesimistis, namun apabila dicermati banyak sekali hikmah pelajaran berharga yang dapat kita petik.  Dengan memberikan jadwal kegiatan jauh sebelum hari-H, peserta dapat mempersiapkan segala keperluan sejak jauh hari.  Hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu mengantisipasi apa yang akan kita hadapi.  Memang benar bahwa apa yang kita rencanakan dapat berjalan tidak sesuai dengan kehendak kita.  Namun setidaknya dengan antisipasi kita dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi, contohnya dengan mempersiapkan keperluan pakaian dan perlengkapan selama di lokasi acara.

Salah satu bentuk antisipasi selain dengan persiapan yang baik adalah dengan selalu siap dengan plan B, C, dan bahkan plan-plan lainnya.   Sebagai contoh,  sering kita mendengar kutipan berikut, “quitters never win, winners never quit.” Namun saat tiba waktunya kita menemui rintangan yang sangat tidak mungkin untuk kita lewati, banyak hal yang dapat kita lakukan baik dengan cara memutari ataupun menghindari rintangan untuk dapat melewati jalan lain.





Hikmah lain yang dapat kita petik adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi yang sangat terbalik dengan apa yang kita harapkan; serta kemampuan untuk memecahkan masalah saat menghadapi skenario terburuk. Persiapan, antisipasi, adaptasi, dan pemecahan masalah adalah beberapap dari banyak hikmah yang dapat kita petik selama kegiatan di Taman Nasional Halimun Gunung Salak.  Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat berharga saat kita – peserta PK7 LPDP – melaksanakan studi baik di dalam maupun di luar negeri.

Pembukaan PK 7 dan Materi 1: Transformasi Generasi Muda
Rabu, 6 November 2013, merupakan hari pertama kami, Dusun Maleo di Program Kepemimpinan (PK) LPDP Angkatan 7. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Ibu Iswanti beliau adalah calon mahasiswa program Doktor yang rencananya akan mengambil di Nanyang University of Singapore, dilanjutkan dengan pelafalan Ikrar LPDP Angkatan 7 yang dipimpin oleh Mas Hendra. Pembukaan berjalan khidmat dan dihadiri oleh Direksi LPDP.
“Selamat datang di LPDP! Gerbang menuju dunia yang lebih baik.” Merupakan kalimat pembuka dari sambutan Bapak Eko Prasetyo selaku Direktur Utama LPDP. Indonesia merupakan bangsa yang besar, jaya dari masa ke masa dan telah melewati dan memiliki modal kemerdekaan. Akan tetapi, kemerdekaan bangsa ini tidak optimal, kedaulatan bangsa hanyalah kata belaka. Menurut Bapak Eko, LPDP didirikan untuk memeberikan solusi untuk mengoptimalkan kemerdekaan bangsa, terutama di bidang pendidikan sebagai hak seluruh rakyat Indonesia. Sebagai calon penerima beasiswa, kami diibaratkan sebagai kaum elitis, yang memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu di tingkat yang lebih tinggi. Minimalnya, sebagai elitis kami harus mampu memerdekakan rakyat dan menegakkan kedaulatan nusantara. Dalam sambutannya, Bapak Eko Prasetyo memberikan dua nasehat utama. Pertama, untuk menggambar, membangun, dan memvisualisasikan mimpi kami di luar sana, kemudian kembali ke tanah air dan mewujudkan mimpi 250 juta rakyat Indonesia. Kedua, untuk menjadi pemimpin yang otentik, pemimpin yang memiliki jati diri, bukan pemimpin dengan topeng yang disematkan oleh orang lain. Sambutan ditutup dengan pembukaan PK LPDP Angkatan 7 secara resmi.
Acara dilanjutkan dengan penampilan dari Komunitas Taman Suropati Chamber (TSC), organisasi yang berkecimpung di bidang kebudayaan, untuk melestarikan lagu dan budaya daerah. Penampilan biola trio yang dipimpin oleh Bapak Ages, membawakan lagu daerah dengan sangat indah dari Aceh hingga Papua, yaitu Bungong Jeumpa, Bungo Kambang, Soleram, Surilang, Manuk Dadalim Yo Prokonco, Bolelebo, Huhate, Ampar-ampar Pisang, dan Yamko Rambe Yamko. Penampilan TSC ditutup dengan lagu Tanah Airku, yang dinyanyikan bersama oleh seluruh peserta PK 7.





Tanggal : 6 November 2013
Materi 1 ; Yusuf Kala
Dipandu oleh: Bapak Eko Prasetyo
Hari pertama adalah hari paling menyenangkan. Pada hari pertama ini peserta dipertemukan dengan seorang tokoh bangsa yang sudah memiliki pengalaman menjadi pemimpin bangsa, guru besar bangsa dan seorang ahli ekonomi alamiah yang lahir dari pengalaman. Beliau adalah bapak Yusuf Kalla. Dalam pengantar diskusinya yang kurang lebih berdurasi 30 menit Bapak Yusuf Kalla memulai pembicaraan dengan bercerita.
Dalam sebuah pertemuan dia ditanya oleh peserta, “Menurut bapak apa prioritas bangsa ini?” beliau menjawab bahwa memajukan bangsa tidak dapat dibuat dalam skala prioritas. Menurutnya memajukan bangsa haruslah dilakukan secara serentak di semua sector. Bangsa ini membutuhkan perekonomian yang baik, membutuhkan pendidikan yang baik, membutuhkan sarana prasarana, membutuhkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik dan semua lini harus diprioritaskan. Hal ini berarti semuanya penting untuk memajukan bangsa. Sehingga diperlukan upaya simultan untuk mencetak para pelaksana dan pemimpin untuk memajukan bangsa.
Pertanyaan yang juga menjadi point dalam diskusi bersama Bapak Yusuf Kala adalah, bagaimana cara mencetak pemimpin? Menurut beliau semua manusia adalah pemimpin, pemimpin beda dengan penguasa, beda dengan atassan. Kepemimpinan bisa dimulai dari hal terkecil misalnya seperti memimpin rumah tangga hingga pemimpin bangsa.
“Anda adalah orang yang beruntung, terpilih oleh Negara untuk dibantu dan dipilih kemudian diarahkan. Kemajuan Anda digunakan untuk memajukan bangsa,” Sambung Pak JK dalam diskusinya. Peserta penerima beasiswa LPDP ini harus bersyukur terpilih menjadi penerima program ini. Program ini adalah program yang baik. Dengan bersyukur Allah akan menambah nikmat dari rasa syukur yang ada. Salah satu cara bersyukur dengan belajar dengan baik, dan menghabiskan waktu dengan sebaik baiknya untuk menggali dan menimba pengetahuan.
Berbicara tentang kemajuan bangsa, sebuah bangsa bisa diukur dari beberapa indicator. Kemajuan diukur biasanya dari segi ekonomi. Muncullah ukuran ukuran kemajuan, misalnya ekonomi (GDP), namun dari semua ukuran itu yang terpenting adalah bagaimana kita mencapai kemakmuran. Kemakmuran adalah dengan adanya sebuah nilai tambah, nilai tambah dengan apa? Nilai tambah dapat diperoleh dari teknologi, kemudian pertanyaannya teknologi diperoleh dari mana, jawabnya adalah pendidikan. Kemudian pendidikan diperoleh dari mana, jawabnya adalah dengan ekonomi yang baik. Oleh karena itu semua bidang sangat terkait dan saling simultan satu sama lain.
Bapak Yusuf Kalla juga bercerita, dahulu ada program beasiswa BPPT. Beasiswa ini cukup besar membiayai banyak mahasiswa Indonesia untuk bersekolah ke luar negeri. Namun demikian, hasil hari beasiswa ini dimanfaatkan oleh Negara lain, misalnya Singapura dan Brazil. Beliau menambahkan bahwa konsep LPDP ini disusun lebih umum agar bisa dimanfaatkan dengan lebih tepat.
Dalam kesempatan ini Bapak Yusuf Kalla juga menekankan tentang pentingya ilmu. Kenapa ilmu sangat penting? Karena ilmu itu dinamis, selalu berkembang dengan pesat sekali, ilmu yang paling pesat perkembangannya adalah IT. IT berkembang 2x setiap 18 bulan. Sehingga kita harus melalukan riset untuk mendapatkan ilmu teknologi. Yang kedua yg paling berkembang adalah ilmu kedokteran. Kedokteran berkembang setiap dua tahun. Beliau menekankan bahwa Indonesia harus mampu mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi ini. Apabila tidak kita hanya menjadi konsumen ilmu. Kita bisa melihat tetangga kita Malaysia mengirim orang ke luar negeri lebih besar dari pada Indonesia, China juga demikian, oleh karena itu Indonesia tidak boleh tertinggal dengan mereka.
Beliau berpesan pada semua penerima beasiswa LPDP angkatan 7 bahwa “Negara membutuhkan Anda semua.” Menjadi apapun Anda itu tidak penting, akan menjadi PNS atau bukan. Bekerja dimanapun juga tidak menjadi penting, yang terpenting adalah profesionalisme dan kewajiban Anda adalah kembali ke tanah air. Ilmu berbeda dari teknologi. Ilmu dapat diambil dari kelas, namun teknologi diambil dari pengalaman lapangan. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Sebab guru mengajar terlebih dahulu baru kemudian menguji, namun pengalaman menguji dahulu baru mengajarkan.
Di dunia ini hanya ada tiga Negara yaitu Indonesia, Taiwan dan Argentina, yang membudgetkan 20% anggaran Negara untuk pendidikan. Beasiswa ini bukan ikatan dinas, namun lebih baik ikrar karena hukumnya Tuhan. Pesan bapak JK yang lain adalah: Majukan diri anda terlebih dahulu baru bisa memajukan bangsa, Memakmurkan diri anda sendiri baru bisa memakmurkan orang lain, Jujur adalah, apabila Anda punya kesempatan untuk melanggar namun tidak melakukannya.
Dalam penutupan diskusi beliau memberikan penekanan bahwa bangsa ini membutuhkan pemimpin yang tidak hanya jujur namun mampu menguasai masalah, misalnya untuk menguasai orang orang disekitarnya agar juga bertindak jujur. Penerima beasiswa ini diharapkan akan menjadi pemimpin bangsa kedepan melalui tahapan demi tahapan. Karena pemimpin tidak tercetak begitu saja, dia akan melalui proses yang panjang, dan step by step.

Sesi ke 2: What Why and How to LPDP
Bapak Eko Prasetyo
Bapak Eko Prasetyo memberikan pengantar pertama dalam diskusi Materi ke dua pada hari pertama pelatihan kepemimpinan angkatan 7 LPDP. Beliau memulai dengan sebuah cerita, tentang seorang anak negeri yang mantan menteri perekonomian. Mantan menteri tersebut mengatakan, “Kenapa di kampus kampus terbesar di dunia, orang Indonesia sedikit, padahal Indonesia adalah Negara yang kaya dan memiliki sumber daya alam yang banyak.” Pertanyaan tersebut menjadi perenungan yang dalam dan menjadi titik balik bagi sebuah program yang sekarang dinamakan LPDP.
Program ini lahir dari keprihatinan terhadap lemahnya Sumber Daya Manusia Indonesia khususnya dalam mengelola pendidikan. Selain itu Negara ini belum mampu mengelola value added (nilai tambah) yang selama ini masih dikuasai oleh Negara asing. Nilai tambah ini harus dikuasai oleh Indonesia. Sehingga diperlukan program yang spektakuler dan berani mendanai pendidikan bagi bangsa. Maka LPDP dihadirkan untuk mencoba menjembatani kesenjangan tersebut.
Bapak Kahar
Kenapa LPDP mengambil ranah beasiswa, padahal kita berada di dalam kementerian keuangan. Secara organisasi kita berada di bawah kementrian keuangan. Dalam hal beasiswa, meskipun kementarian keuangan, saya ditugaskan oleh kementrian pendidikan untuk bergabung dalam kementerian keuangan. Tugas pokok saya adalah mengawal penggunaan dana Pak Madum, fungsi saya untuk mengeluarkan uang (mencairkan). Ada tiga dewan penyantun kami, yang menjadi ruh LPDP, yaitu: kementerian pendidikan dan kebudayaan, kementerian keuangan dan kementerian agama. Khusus beasiswa yang LPDP berbagi segementasi, untuk dikti beasiswanya untuk para dosen, beasiswa unggulan untuk calon dosen. LPDP punya segmentasi seluruh massyarakat Indonesia selain dari dosen. Target sasaran beasiswa ini akan lebih besar, hanya focus pada magister dan doctor. Ada juga beasiswa penelitian untuk tesis dan desertasi. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang tidak mendapatkan beasiswa belajar, dan tidak mendapatkan beasiswa dari program lain.
Ada beaya penulisan tesis dan desertasi tersendiri ada di LPDP. 34% adalah fresh graduate. Ini adalah fenomena baru untuk Indonesia. Kuota untuk diberangkatkan oleh LPDP adalah siapa yang sudah memenuhi syarat. Hal ini akan lebih baik karena dana akan tersalurkan dengan baik. Target tahun ini adalah 1200 orang dan tahun depan (2013) adalah 2500 orang. Input yang lebih baik akan memberikan output yang lebih baik.
Bapak Mahmud
LPDP bukan sekedar pemberi beasiswa, namun sebagai perwakilan LPDP di kampusnya masing masing. Perlu memperhatikan branding Indonesia, karena masing masing dari kita adalah duta Indonesia. Apa bedanya LPDP dengan beasiswa yang lain? Beasiswa ini bukan hanya sekedar untuk memberikan biaya kuliah, beasiswa ini mencetak pemimpin. Pemimpin ada karena pilihan. Dalam PK diharapkan masing masing dari peserta mampu menemukan passionnya.
Sumber daya berasal dari kementerian keuangan, secara birokrasi akan lebih cepat karena tidak perlu ada pengajuan kepada Negara. Pendapatan terbanyak Indonesia berasal dari pajak. Pajak berasal dari corporate, misalnya: hotel, rokok, minyak, dll.

Materi 3
Oleh : Bpk. Jimly Asshiddiqie (Ketua Mahkamah Konstitusi 2003 – 2008)
Masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia
Salah satu aspirasi yang ditangkap dalam reformasi adalah anti korupsi. Korupsi di Indonesia harus di berantas, baru baru ini tertangkap ketua MK yang korupsi. Haru diberikan hukuman yang sebesar besarnya (misalnya hukuman mati dua kali). Anti korupsi jangan dijadikan jargon semata, namun harus diimplementasikan dengan baik.
Ideologisasi, semua orang berebutan menunjukkan bahwa dirinya adalah anti korupsi. Sok anti korupsi, seakan marah dengan koruptor namun mereka juga melakukannya. Sebagai orang intelektual, kita harus berhati hati. Korupsi saat ini telah sistemik dan tidak terukur. Apakah benar dahulu lebih korup namun tidak kelihatan? Dahulu masih lebih tertib dari sekarang. Solusinya tidak cukup hanya dengan mendidik anti korupsi. Selam system bernegara ini membuat orang korup, selama itu akan terus memakan korban. Semua yang masuk dalam system ini akan ikut larut. Apabila Anda masuk dalam system yang korup anda akan korup. Korupsi artinya penyalahgyunaan kekuasaan, siapa saja yang memiliki kekuasaan akan memiliki kesempatan untuk korupsi.
Bagaimana mengatur pola hubungan antara individu dan institusi. Yaitu pembedaan antara dua kepentingan pribadi dan institusi. Di Amerika telah ada Undang Undang larangan Konflik Kepentingan. Hal ini tidak mudah di praktikan, meskipun mudah diomongkan. Sanggupkah Anda memisahkan urusan pribadi dan urusan institusi, tidak mudah dan tantangan kita semua.
Sistem harus diinstal dan tradisi budayanya harus dipisahkan urusan pribadi dan urusan institusi. Misalnya, hakim membuat keputusan, lalu dipuji orang kemudian di puji. Maka pujian terhadap hakim adalah pujian untuk semua. Jika ada orang yang marah marah maka kita tidak boleh tersinggung karena hal tersebut merupakan hak setiap orang, tersinggung adalah pribadi.
Pasal penghinaan kepada presiden dibatalkan, karena ada 2 macam penghinaan 1) penghinaan terhadap presiden, 2) penghinaan terhadap orang lain. Kemudian yang ditetapkan adalah penghinaan terhadap orang lain, delik biasa.
Hukum makin lama makin tumpul. Saya usulkan pidana mati untuk korupsi. Sebab pencara sudah penuh dan dirasa hukuman ini tidak efektif lagi. Jenis jenis kejahatan baru makin banyak, yaitu jenis kejahatan lama dan jenis kejahatan baru (malaprohibita), contohnya ganja.
Penjara menjadi school of criminal, saat ini menjadi pusat perdagangan obat bius, narkoba, dll. Sebagian besar penjara kita penuh. Penjara di Bogor tiga kali lipat dari kapasitas yang ada. Gejala penuhnya penjara di seluruh Indonesia sudah terjadi sudah lama. Penjara itu juga tidak efektif. Kita tidak bisa hanya mengandalkan penghukuman, yaitu semestinya dengan pemiskinan.
Fungsi pencegahan lebih utama dari perbaikan. Perbaikan utama adalah system harus dibenahi. Untuk membenahi kita memerlukan pemimpin. Pemimpin Cuma tiga pekerjaananya: system building, system enforcement, and role model. Sebagaimana hukum Islam yang menjadi quran di dalam agama Islam adalah Quran, Quran adalah simbolisasi dari law. Muhammad adalah role model.
Di Indonesia, ketergantungan terhadap person lebih dominan dari pada system.
KPK di sector hilir dan presiden di sector hulu. Yang terjadi saat ini sector hilir bekerja namun sector hulu tidak bekerja. Kebebasan ada gunanya namun banyak mudhorotnya. Cita cita modern bukan hanya liberty, namun  juga prosperity.
Kesenjangan politik namanya dinasti. Jika kebebasan tidak diimbangi dengan solidaritas dan keadilan maka tidak berfungsi.
Sistem harus terus menerus diupdate. Kualitas moral individu sangat mempengaruhi pelaksanaan hukum. Sistem building harus terus menerus di update, dan di tegakkan supaya efektif supaya bekerja.
           
CHIRPSTORIES

Mari kita serius, diawali dgn kejujuran, dijalani dgn kejujuran, dan diakhiri dgn kejujuran #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 18 hours ago

@LPDP_RI: Master mau lanjut Ph.D? Bisa.. Master mau ambil spesialis? Bisa.. Ambil program dbl degree? Bisa.. @BeasiswaIndo #lpdp7 #maleo
maleo_LPDP7 18 hours ago

Pemimpin tidak cukup hanya berbekal knowledge, pemimpin membutuhkan soft skill & good attitude. LPDP creates leader #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 19 hours ago

Cobalah utk melakukan riset di luar Indonesia, spy bs menyerap ilmu dr negara lain, bukan data kita yg keluar. #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 19 hours ago

LPDP akan menyediakan beasiswa afirmasi bagi masyarakat di daerah sulit, support utk penguatan bahasa #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 19 hours ago

Impian seorang mantan menteri: ada orang Indonesia di tiap kelas di to universities di seluruh belahan dunia #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 20 hours ago

Menjadi pemimpin yg memiliki jatidiri adalah tantangan bagi sluruh pnerima beasiswa LPDP ketika kembali dari studinya #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
Reply RT Favorite maleo_LPDP7 20 hours ago

Nice quote @Pak_JK, cape' adalah saat pikiran dan badan tidak sejalan..#lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 21 hours ago

Tuntut pendidikan setingginya lalu kembali membangun NKRI & menjadi pemimpin yg akan membawa NKRI sbg bangsa yg maju!#lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 21 hours ago

Calon pemimpin Indonesia saat ini trbatas.5thn yg mendatang Indonesia akan kesulitan memilih krn banyaknya pilihan! #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 23 hours ago

@kang_wahid Penerima beasiswa LPDP, adalah elites yg telah bersaing dari 20ribu pelamar sluruh Indonesia! #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 23 hours ago

Jujur itu ketika anda pny kesempatan utk curang, tapi anda tdk melakukannya (@Pak_JK at #lpdp7 #maleo today) @LPDP_RI
maleo_LPDP7 23 hours ago

Beasiswa lpdp pendobrak keterbatasan & kendala yg merintangi keinginan individu utk menuntut pendidikan yg lebih baik #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 23 hours ago

@kang_wahid semangat pagi pak! Terimakasih semangat pagi ini, inspiring! #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 1 day ago

LPDP 7 resmi dibuka #lpdp7 #maleo @LPDP_RI
maleo_LPDP7 1 day ago


Setiap pemimpin adalah guru. #antikorupsi #maleo #lpdp7 @LPDP_RI
maleo_LPDP7 12 hours ago

Ambillah hak Anda jangan lebih dr semestinya. Berilah kewajiban Anda jangan kurang dr semestinya #lpdp7 #maleo @LPDP_RI #antikorupsi
maleo_LPDP7 13 hours ago

Tugas pemimpin: bangun sistem, buat sistemnya efektif dan menjadi role model. #maleo #lpdp7 @LPDP_RI #antikorupsi
maleo_LPDP7 13 hours ago

Pisahkan keputusan pribadi dengan keputusan institusi #antikorupsi #maleo #lpdp7 @LPDP_RI
maleo_LPDP7 13 hours ago

Anti korupsi jangan hanya jadi jargon. Solusinya tidak cukup hanya indoktrinasi anti korupsi #maleo #lpdp7 @LPDP_RI #JimlyAsshiddiqie
maleo_LPDP7 13 hours ago

Malam ini, Prof. Jimly Asshiddiqie memberikan materi tentang Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia #maleo #lpdp7 @LPDP_RI
maleo_LPDP7 13 hours ago

Tidak ada komentar:

Posting Komentar