Penulisan
Jurnal/Publikasi Ilmiah Internasional
Sesi
Jurnalistik, Prof. Nasikin
Kondisi
penelitian Indonesia dapat ditujukkan dengan fenomena adanya berbagai macam produk
konsumtif yang dipakai dimasyarakat dihasilkan dari teknologi atau paten negara
lain. Teknologi dan paten tersebut dihasilkan oleh riset yang dilakukan
negara-negara tersebut secara baik dan berjangka panjang. Indonesia sendiri
belum memiliki produk teknologi yang dapat dipakai secara masal baik oleh
industri dan masyarakat secara massive.
Potret
produk konsumtif di masyarakat menunjukkan bahwa penelitian dan pengembangan
berorientasi produk belum menjadi satu fokus dan kebutuhan mendasar, baik di
pemerintah, swasta dan dunia pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih
mengandalkan jenjang dan penghargaan bersifat formal sebagai tujuan. Pendidikan
belum menunjukkan sebagai proses pembentukan kapabiltas penelitian yang bagus.

Gambar
1. Human Development Index Map (sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Inequality-adjusted_Human_Development_Index.PNG)
Indonesia
sendiri menempati posisi ke 121 dunia dalam hal Human develpoment Index-nya.
Hal ini menunjukkan kapasitas dan orientasi Indonesia dalam pembangunan
kapasitas sumber daya manusia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara
tetangga seperti Malayisa yang menempati 64 dunia dan Jepang yang menempati 10
dunia, meskipun Indonesia masih diatas Vietnam yang menempati 127 dunia.
Kelemahan
terbesar adalah daya inovasi yang rendah, sehingga menciptakan value/nilai
kemakmuran yang tidak tinggi. Indek yang menunjukkan kapasitas inovasi masih
terbelenggu oleh GDP. Hal ini menyebabkan begitu kapasitas inovasi rendah maka
GDP pun belum menyentuh angka yang ideal.
Indonesia
tentu dapat berbenah dan menuju ke arah yang jauh lebih baik. Fokus yang bisa
dikerjakan adalah dengan mengembangkan porsi inovasi, pendidikan, sumber daya
manusia dan sumber daya alam secara bersama-sama. Empat faktor ini dikembangkan
dalam kerangka ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menjadi pendorong daya
inovasi dan kreativitas yang tinggi.
Harapannya Indonesia akan terdorong dengan 45% inovasi, 25% pendidikan ,
20% sumber daya manusia dan 10% sumber daya alam.

Dunia
pendidikan juga menunjukkan (terutama di level perguruan tinggi yang notabene
sumber inovasi, penelitian dan pengembangan yang kuat), masih belum bisa
berbicara banyak dengan universitas di luar negeri. Meskipun hal tersebut belum
tentu menunjukkan kualitas yang sebenarnya.
Indonesia
membutuhkan beberapa ciri sumber daya manusia yang dapat menunjang kearah
Indonesia yang berinovasi, anatara lain:
·
The
explorer : sumber daya manusia yang berani mengambil resiko dalam
kreativitasnya
·
The
Builder : sumber daya manusia yang
loyal dan berorientasi manajemen yang baik
·
The
negotiation : sumber daya
manusia yang inovatif dan mengandalkan intutitifnya untuk menciptakan sesuatu
·
The
Director : sumber daya manusia yang
berperan sebagaoi analis dan berfikir logis
Setiap
individu di Indonesia dapat berperan sebagai salah satu dari posisi ini untuk
menjadi player yang baik.
Salah
satu hal yang harus dikembangkan sebagai bagian dari penciptaan produk
penelitian yang unggul dan baik adalah penulisan hasil penelitian dalam
kerangka publikasi. Publikasi menjadi penting sebagai referensi dan sumber
informasi, dan menunjukkan posisi dan overlapnya dengan peneltian lainnya.
Publikasi juga memberikan level kualitas yang baik karena di review oleh ahli
sebidang. Publikais menjadi reputasi akademis yang tidak ternilai harganya, dan
sebagai persyaratan kelulusan dalam konteks pendidikan tinggi.
Publikasi
sebagai bentuk penulisan hasil penelitian harus menunjukan novelty yang berupa
penyelesaian suatu permasalahan dan kontribusi pada ilmu pengetahuan. Untuk
bisa mencapai novelty, maka penelitian harus dimulai dengan “state of the art”
dari penelitian dan didukung oleh roadmap penelitian yang komprehensif.
Penelitian
yang menggunakan “state of the art” diperlukan untuk menunjukkan bahwa
penelitian tersebut perlu dikerjakan. Dengan tujuan untuk berkontrobusi pada
keilmuan dan menuju kepada produk jadi. Peneliotian juga akan ditunjukkan bahwa
bisa dikerjakan secara ilmiah.
Roadmap
sebagai bagian penting penelitian, dapat dimulai dengan penelitian dasar,
penelitian terapan, penelitian semi industri dan penelitian indutri.
Langkah-langkah ini akan mendukung sebuah produk penelitian akan menuju dan
menjadi produk riel industri. Setiap tahapan penelitian ini dihaislkan dari
pengidentifikasian masalah, pengerucutan ide , desain dan menejemen penelitian,
pengungkapan hasil dan publikasi pada sarana publikasi speerti jurnal atau paten.
Tips
yang disampaikan prof. Nasikin untuk memulainya adalah dengan dua prinsip,
yaitu “braekout habit-board-thinking” dan gunakan “what-if”. Dengan dua hal tersebut maka apa yang
dikerjakan dalam penelitian akan selalu menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan
kualitas hidup dan pengembangan ilmu secara kontributif.
(#Mandau, #LPDP7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar